Senin, 06 Mei 2013

Mahasiswa Memilih Buku atau Gadget?


“Buku merupakan jendela ilmu.” Itulah semboyan setiap orang yang pernah menasehatiku. Guru, kakak, paman, ayah bahkan ibu tak pernah lupa mengingatkan supaya rajin-rajin membaca. Entah mengapa setiap kali aku disuruh membaca malah membuat akau semakin malas saja membaca buku yang ada, bahkan kalau perlu buku tersebut aku buang jauh dari hadapanku.
Orang yang lebih pengalaman tentunya lebih hebat dan lebih lihai dalam memberi nasehat kepada kita. Dengan sabar dan penuh perhatian mereka selalu mengajari betapa pentingnya sebuah buku, betapa besar peran buku dalam memenemani sang ilmuan bahkan betapa berharganya sebuah buku dalam melampiaskan kegelisahan. “Dengan secarik kertas yang aku  ambil dari sebuah buku tulis milikku, aku bisa membuat kisah sekolahku dan hal tersebut akan selalu aku ingat sebab dikala aku lupa aku akan menengoknya kembali.” Sedikit lamunanku tertegun ketika mendengar perkataan tersebut dari orang yang menasehatiku, dengan seketika aku langsung terfikirkan jika tak ada buku berarti orang zaman sekarang akan sulit mempelajari segala sesuatu yang telah ditemukan oleh pendahulu kita. Rosulullah sendiri telah menganjurkan para sahabatnya supaya menulis firman Allah, dan hal demikian dilakukan oleh sahabat dengan cara menuliskannya di tempat-tempat seadanya entah itu batu ataupun pelapah kurma. Nah ternyata buku lahir dengan tujuan mengabadikan ilmu-ilmu yang telah ada, kebayang tidak jika buku tidak ada pasti mushaf Al-Qur’an bagaimana bentuknya? Subhanallah. Bagaimana si aristoteles bisa menjadi orang yang dikenang oleh para pelajar jika ia tidak mengabadikan ilmunya dalam sebuah buku.
Dari sinilah aku menjadi gemar dengan buku, bahkan pacar pertamaku adalah buku. Kemanapun aku berada pasti tak kan lepas dengan buku, apalagi saat-saat kritis yaitu saat menjelang ujian pasti aku akan selalu memegang pacarku tersebut.
Yang membingunganku kali ini aku seakan telah melupakan pacarku tersebut. Kecanggihan elektronik telah berhasil menggoyahkan kesetiananku pada pacarku, sekarang aku semakin menjadi gak karuan. Rasa cinta yang begitu dalam dengan sang pacar kini telah tergantikan dengan gadget, awalnya sih pengen tidak dianggap gaptek sama teman-teman eh ternyata malah aku ketagihan dengan fasilitas yang serba instan tersebut. Ketika aku dapat kosa kata yang tak aku pahami aku larinya pasti kepacarku yang bernama kamus bahasa asing, kubuka ia selembar demi selembar guna mendapatkan kata yang aku incar. Kini aku tak perlu capek-capek menjamahi pacarku, dengan modal ketikan halus pada gadgetku, kemudian menekan enter dengan seketika aku langsung menemukan jawaban dari kata yang aku incar tersebut. Sekarang zaman modern, zaman yang memudahkan kita dalam memenuhi dahaga akan ilmu yang kita butuhkan, dari ilmu sains hingga ilmu khisab bahkan ilmu agamapun mudah kita dapatkan dengan gadget. Tak kusangka kemajuan zaman membuat pacarku tersebut tersingkirkan dari hadapanku, semakin lama semakin banyak ebook yang bermunculan sehingga membuat pacarku benar-benar tinggal kenangan. Koran, majalah, kamus bahasa asing, buku biologi, kimia, fisika, matematika bahkan bukhori muslim dam Al-Qur’anpun sudah ada yang berbentuk ebook. Sebagai seorang mahasiswa tentunya aku lebih menyukai gadget tersebut, banyak keuntungan yang aku dapat. Selain hemat waktu sehingga bisa melakukan aktifitas lain juga bisa memperirit uang bulanan, dari pada uang dibuat beli buku lebih baik digunakan untuk keperluan lain misalnya ditabung buat modal usaha.
Kata orang cinta pertama merupakan cinta yang sulit hilang. Hal inipun yang melandaku saat ini, semakin aku menikmati gadged malah semakin membuat aku rindu dengan pacarku. Ketika aku sedang asyik berduaan dengan gadgedku ternyata ada hal yang menggangguku, adakalanya batre low dan adakalanya aku harus menjahui air sebab pacar baruku itu anti banget sama air. Memang sih pacar pertamaku juga takut air tetapi tak setakut pacar keduaku. Aku sering berduaan dengan pacar pertama di dekat air mancur, bahkan tak lupa ketika aku bermain perahu aku juga mengajak pacar pertamaku. Hal tersebut takkan pernah aku lupakan sebab aku begitu suka tempat yang tenang untuk memahami isi hati pacarku, kebiasaanku itu tak bisa aku hilangkan itulah sebabnya aku agak risih ketika harus berduaan dengan gadged selain dia tak mau diajak ke sungai dia juga tak bisa jauh dari listrik, hee..hee... sebenarnya sih dia tak pernah menolaknya tapi akunya yang kasihan jika terjadi sesuatu pada gadget tersayangku.
Solusi yang aku ambil sekarang adalah aku harus tetap memiliki pacar keduaku (gadget) supaya aku tidak ketinggalan zaman. Apalagi kalau diskusi di kampus pasti dia tak terlupakan ada di tasku. Dan di sisi lain aku pasti meluangkan waktu untuk berduaan dengan pacar pertamaku (buku) supaya aku bisa dengan mudah memahami hal yang ingin aku ketahui. Jadi kali ini aku punya dua pacar yang selalu menemaniku sesuai dengan keahlian masing-masing pacarku. He...he...


Tidak ada komentar: