Rabu, 18 September 2013

Mujahadah 33 Santri

Mujahadah 33 Santri
Selasa wage, inilah rutinitas Madrasah Huffad dalam bermujahadah. Mujahadah merupakan salah satu metode mendekatkan diri pada Sang Kholiq, bisa disebut juga sebagai metode penunjang hafalan. Dengan bermujahdah maka sang makhluk akan semakin dekat dengan sang kholiq sehingga apapun yang diinginkan Sang Makhluk (berhasil menghafal al-Qur’an) akan semakin cepat dikabulkan oleh Sang Kholiq. Hal-hal yang dibaca dalam mujahadah selasa wage merupakan surat Al-fatihah, Al-ikhlas, Tahlil juga sholawat Ismu a’dhom.
Selasa wage kali ini nampak beda dengan selasa wage yang lain. Adanya perkenalan santri baru membuat prosesi Mujahadah semakin lama. Setiap santri baru yang datang ke madrasah huffad musti memperkenalkan diri mereka, mulai dari nama, alamat asal, asal pondok pesantren, dan hal lain yang dirasa perlu diperbincangkan. Ajang perkenalan ini biasanya dimanfaatkan para santri baru unutk unjuk gigi, mereka biasanya mengeluarkan karakter yang dapat menunjukkan kualitas masing-masing. Sebagian ada yang suka memperkenalkan diri mereka dengan menggunakan bahasa jawa, bahasa yang hampir punah pada kalangan remaja. Sebagian lagi ada yang mencari aman yaitu menggunakan bahasa indonesia. Kalangan santri Madrasah Huffad memang lain dari yang lain, jika pondok pesantren lain ada yang mempertahankan adat kejawennya, Madrasah Huffad mempersilahkan para santri untuk menunjukkan kreatifitas, bagi mereka yang suka dengan bahasa nasional dipersilahkan mempraktekkannya dan bagi yang menyukai bahasa lainpun tidak ada larangan.
Unik memang, kali ini ada 33 santri baru yang memeperkenalkan diri. Jumlah segitu merupakan rekor baru bagi Madrasah Huffad. Sebelum-sebelumnya belum pernah ada penerimaan santri baru yang segitu banyaknya, selain kondisi Madrasah Huffad yang menjadi komplek tervaforit juga terkenal sebagai komplek yang terkenal sulit menerima santri baru. Bukan ada seleksi sebenarnya, tetapi masuknya santri baru terserah oleh Romo Yai, jika beliau memandang orang yang sowan kepada beliau merupakan orang yang pantas, maka akan beliau terima begitupun sebaliknya. Bagi mereka yang tidak diterima biasanya disarankan untuk menempati komplek yang lain, bisa saja komplek AB, D, J, K, Nurussalam, dan Padang jagat.
Suasana alua Madrasah Huffad menjadi ramai setelah suasana sunyi karena khusu’ mujahadah. Perkenalan santri baru memecah kesunyian malam, berbagai macam karakter keluar, ada yang bersuara merdu ada juga yang bersuara cempreng. Nah suara yang cempreng inilah yang membuat santri-santri yang lain ramai akibat menahan tawa. Soalnya para santri merasa tidak enak dengan Romo Yai jika musti tertawa terbahak-bahak.
Satu hal yang selalu akan diingat oleh teman-teman santri, yaitu ketika ada salah satu santri baru yang memperkenalkan dirinya dengan mengaku-ngaku menjadi salah satu tetangga ustad. Hal tersebut teringat bukan karena terkesan ataupun kagum tetapi karena lucu, ustad yang bernama asli “Ulil Absor” kini disebut dengan nama “Daum”. Memang benar sih, nama tersebut merupakan nama julukan yang dimilikinya, bisa juga disebut sebagai nama tenar sang ustad dikalangan santri tetapi hanya kalangan santri lama yang mengetahui julukan tersebut. Tak disangka-sangka ternyata sang santri baru juga mengetahui julukan tersebut, dan uniknya hal tersebut ia sebut dalam perkenalan di depan Romo Yai. Sang ustad pun tak kuasa menahan tawa, hingga musti melarikan diri dari aula. Tak ketinggalan para santri lain yang sedari tadi menahan tawa kini musti melepaskan tawanya secara bersama-sama.
Mujahadah selasa wage kali sudah terasa berbeda bagi para santri sejak sore tadi. Setiap santri lama sudah menduka akan ada perkenalan santri baru, tidak main-main kali ini 33 santri pasti akan berlangsung lama dan itu benar. Mujahdah selesai jam 23.30 WIB, biasanya jam 23.00 WIB itu sudah terlalu lama. Canda gurau kini tak selesai begitu saja setelah forum selesai. Begitu santri-snatri sudah membubarkan diri dari aula, ada sebagian yang masih teringat akan hal lucu yang terjadi di aula tadi, hal tersebut memicu gurauan lanjutan. Momen seperti ini memang jarang terjadi, malam mujahadah merupakan malam dimana para sntri libur ngaji dengan romo yai, setiap santri memanfaatkan hal tersebut sebagai malam libur yang asyik. Tiap santri sudah mempersiapakan akan melakukana apa setelah mujahadah selesai, ada yang sudah mempersiapkan film baryu utk ditonton, ada juga yang sudah mempersiapakan game untuk dimainkan bahkan tidak sedikit yang sudah menyiapkan bahan-bahan makanan untuk dimasak seusai mujahadah.
Apapun yang dilakukan oleh para santri semata-mata hanya untuk menghibur diri. Refres otak memang diperlukan bagi kalangan santri penghafal al-Qur’an, selain mensegarkan pikiran juga bisa merenggangkan otot-otot. Hal ini bisa membuat semangat meghafal kembali.
3Byhq

Yogyakarta, 17-09-2013

Tidak ada komentar: